Sabtu, 22 Oktober 2011

Mekanika teknik

Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa atau analisa struktur merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja padanya. Perilaku struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan gaya internal).
Dalam mempelajari perilaku struktur maka hal-hal yang banyak dibicarakan adalah
  • stabilitas
  • keseimbangan gaya
  • kompatibilitas antara deformasi dan jenis tumpuannnya
  • elastisitas
Dengan mengetahui gaya-gaya dan lendutan yang terjadi maka selanjutnya struktur tersebut dapat direncanakan atau diproporsikan dimensinya berdasarkan material yang digunakan sehingga aman dan nyaman (lendutannya tidak berlebihan) dalam menerima beban tersebut.

Mekanika rekayasa

Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa atau analisa struktur merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja padanya. Perilaku struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan gaya internal).
Dalam mempelajari perilaku struktur maka hal-hal yang banyak dibicarakan adalah:
-   Stabilitas
-   keseimbangan gaya
-   kompatibilitas antara deformasi dan jenis tumpuannnya elastisitas
Dengan mengetahui gaya-gaya dan lendutan yang terjadi maka selanjutnya struktur tersebut dapat direncanakan atau diproporsikan dimensinya berdasarkan material yang digunakan sehingga aman dan nyaman (lendutannya tidak berlebihan) dalam menerima beban tersebut.
 

perihal mekanika teknik

Cukup banyak pertanyaan-pertanyaan yang datang kepadaku, ada yang via email, ada yang via facebook, dan yang terbanyak tentunya via blog ini.
Jika aku tidak mengenalnya secara pribadi, terus terang tidak semuanya dapat aku tanggapi. Maklum, pertanyaannya kadang-kadang kebangetan, daripada makan hati, lebih baik tidak dipikirkan saja. Bayangkan saja, ada pertanyaan yang begitu mendasar, sangat sederhana dan mestinya sudah menjadi bagian pengetahuan dari seorang mahasiswa teknik. Kenapa, karena semua buku teks teknik sipil pasti memuatnya. Jadi akunya yang bertanya : “Pernah baca buku teknik sipil atau nggak. Eh koq gitu saja ditanyakan”. Ini bertanya betul atau hanya iseng. Jadi daripada komentarku nanti nylekit (menyinggung), maka lebih baik aku biarkan saja.
Tetapi dari beberapa pertanyaan yang datang, ada juga yang menarik untuk dibahas dan bahkan memunculkan hasrat untuk ditanggapi. Pertanyaan yang biasa aku suka dan menarik untuk ditanggapi adalah pertanyaan yang bersifat filosofi, bukan teknis. Teknis khan banyak dibuat dimuat di buku-buku teks. Sedangkan yang filosofi umumnya memang tidak terdapat di buku-buku teks. Kalaupun ada, kadang tidak mudah dimengerti. Hanya yang tahu saja yang biasanya memahami.
Nah jika itu yang terjadi, maka aku akan berpikir bahwa yang bertanya ini orangnya serius dan ingin tahu banyak tentang engineering. Nah disitulah aku rasa peranku perlu dimunculkan, hasrat untuk berbagi.
Selanjutnya seperti biasa agar jawabannya bergaung secara luas dan relatif abadi (dapat diakses setiap saat) maka aku menuliskannya di blog ini, sekaligus menguji dan mengevaluasi apakah yang disampaikan juga benar-benar sahih. Itu penting juga sebagai masukan atau feedback bagi diriku.
Pada saat ini, permasalahan yang akan aku tanggapi adalah dari email mahasiswi berikut. Silahkan dibaca terlebih dahulu :
selamat malam pak wir..pak wir, saya mau bertanya lagi. kali ini perihal mekanika teknik…pak wir, saya terkadang masih bingung, untuk apa saya mempelajari mekanika teknik. saya sempat bertanya pada asisten, untuk apa sebenarnya menghitung tegangan geser, momen lentur, tegangan majemuk, momen inersia, defleksi, lingkaran mohr dan lain sebagainya.tapi sayangnya asisten tidak memberi jawaban yang memuaskan untuk apa saya dan teman-teman menghitung semua itu. sedangkan selama perkuliahan berlangsung, kami hanya diberi rumus dan contoh soal tanpa tahu bagaimana aplikasi kesemua itu. untuk itu saya mohon penjelasan dari bapak agar saya mendapat gambaran yang sebenarnya yang mungkin dapat memunculkan motivasi saya belajar di teknik sipil.terima kasih
salam saya,u….n,
Membacanya, membuat aku merasa prihatin. Kasihan sekali, belajar susah-susah tetapi nggak tahu apa gunanya. Kalau masih di SMA sih mending, peduli apa gunanya materi yang dipelajari itu nantinya, yang penting belajar keras agar dapat NEM yang baik dan dapat masuk perguruan tinggi terkenal. Beres.
Mahasiswi di atas kurang jelas menunjukkan sudah di semester berapa dianya menjadi mahasiswa. Tetapi yang jelas dianya mahasiswa teknik sipil, dan berdomisili di Indonesia. Yah semoga siswi seperti ini tidak banyak, karena kalau ternyata pertanyaan di atas mewakili mayoritas mahasiswa teknik sipil, wah tambah prihatin aja, karena jika itu terjadi maka strategi pembelajaran mekanika teknik selama ini adalah salah. Maklum, mata pelajaran mekanika teknik adalah nafas atau pengetahuan utama dari kehidupan calon sarjana teknik sipil yang perlu diketahui. Jadi jika mata kuliah itupun tidak dipahami dengan baik oleh mereka, maka dapat dipastikan keilmuan tekniknya juga perlu dipertanyakan.
Dikuatirkan jika tidak mengetahui motivasi mengapa diperlukan penguasaan mekanik teknik tetapi bisa lulus dan mempunyai gelar Sarjana Teknik maka dipastikan nantinya dianya hanya sebatas tukang hitung saja, yaitu “bisa karena biasa“. Kompetensinya akan susah memperkembangkan diri jika dikaitkan dengan kata-kata inovasi atau kreatifitas di bidang rekayasa. Survive sih bisa saja di bidang engineering, tetapi dipastikan hanya mengekor dari yang sudah ada. Sulit mandiri. Karena di level perguruan tinggi, langkah pertama untuk mempelajari sesuatu adalah mengetahui motivasi mengapa ilmu itu perlu dipelajari.
Aku tidak mengerti secara detail srategi pembelajaran di universitas tempat mahasiswa tersebut. Tetapi dengan adanya pertanyaan seperti di atas maka jelas cara atau metoda pengajaran tentang mekanika teknik kepada mahasiswa tersebut adalah salah. Kenapa, karena dosennya memberikan sesuatu tanpa menjelaskan untuk apa sesuatu itu diberikan. Itulah mengapa aku pernah bercerita tentang nasehat seorang visitor BAN bahwa pengajar mata kuliah penting di semester pertama seharusnya menjadi tanggung jawab dosen senior. Senior di sini bukan dimaksud untuk dosen tua, bukan itu, tetapi dosen yang berpengalaman lama menggeluti materi tersebut sehingga diharapkan dari dianya akan tahu hal-hal yang tidak ada di buku teks yang relevan diberikan kepada mahasiswa.
Pembelajaran di perguruan tinggi berbeda dibanding pembelajaran di level sekolah menengah. Ingat jika di level SD, SMP atau SMA, adanya buku paket yang lengkap adalah sesuatu yang kesannya penting dibanding guru-gurunya. Bahkan terkesan bahwa gurunya boleh siapa saja, asalkan materi bukunya tepat. Jika konsep yang sama diterapkan di perguruan tinggi maka yang terjadi adalah seperti mahasiswa di atas. Dosen hanya berpedoman seperti apa yang tertulis di buku teks-nya. Tidak salah, tetapi ya akan muncul pertanyaan-pertanyaan di atas. Itu saja kalau muridnya sedikit aktif, ada juga murid yang apa-apa ditelan, dan nggak tahu kapan makainya, kecuali hanya untuk lulus ujian. 
Berbeda dengan belajar di sekolah menengah, dosen di tingkat perguruan tinggi adalah figur yang penting. Bahkan kualitas perguruan tinggi akan tergantung dari keberadaan figur penting tersebut. Ini terjadi khususnya pada perguruan tinggi yang berani menyebut dirinya sebagai research university. Karena dengan riset dan penelitian itulah maka suatu perguruan tinggi berani berbeda dibanding perguruan tinggi lainnya, yang umumnya hanya mengandalkan text book. Ini terjadi khususnya di universiti yang masih menyebut dirinya sebagai teaching university. Tetapi ingat, hanya research univeristy itu saja yang akan menjadi rujukan kamajuan ilmu pengetahuan bagi universiti-universiti lainnya.(selengkapnya....)